Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

24.3.15

Tips Merayakan Ulang Tahun Hemat

Ultah? Bahagia banget kalau sudah datang hari special itu. Nah biasanya hal yang sering dilakuin adalah membuat pesta semegah mungkin.
Stop. Kalau budget sempit atau belum akhir bulan tetapi tidak mau kehilangan moment berikut cara ampuh untuk mengakalinya.

1. Pilih konsep yang jelas
Pesta tidak lengkap tanpa konsep. Biasanya konsep berbanding lurus dengan dresscode yang wajib dikenakan tamu undangan. Selain itu konsep juga berkaitan erat dengan aksesoris dan lokasi pesta. Supaya simple cobalah pilih konsep  seperti village concept. Disini kudapanya bisa hemat seperti siomay dll.

2. Tempat nongkrong
Sekarang banyak tempat nongkrong yang menyediakan ruangan gratis dengan syarat beli makananya saja. Nyiasatinya pelajari menu di spot tersebut dan pilih sebijak mungkin. Hemat kan?

3. Kue ultah
Kue ultah kunci dari suksesnya acara. Karena umumnya pesta ultah itu nyanyi, tiup lilin, potong kue terus makan makan deh..so pilih kue yang enak tapi low cost. Seperti apa ya kira-kira?

20.3.15

Keamanan Pangan : Proses Aman

Keamanan pangan menjadi isu hangat dewasa ini. Semakin tumbuhnya kesadaran konsumen terhadap makanan yang dikonsumsi. Bisa dibilang taste saja tidak cukup. Produk harus aman dikonsumsi. Bagi pelaku produsen makanan, keamanan pangan adalah harga mati yang tidak boleh ditawar lagi. Apalagi diera serba terhubung (networking). Konsumen lebih mudah mendapatkan informasi baik dan buruk mengenai suatu produk. Terutama ketika terjadi kejadian yang erat dengan keamanan pangan seperti contoh keracunan makanan.

Dalam memproses produk pangan, bahaya pangan pada dasarnya tidak dapat dihilangkan tanpa adanya upaya pencegahan pada setiap titik-titik proses. Pengidentifikasian menjadi upaya penting disamping tindakan pencegahan maupun tindakan korektif apabila terjadi fail dalam upaya pencegahanya. 

Sebelum kearah quality produk yang dihasilkan. Sangat penting bagi kita memperhatikan proses produksi aman untuk pekerja, produk dan infrastrukturnya sendiri. Cakupan proses aman ini memang cukup luas. Kita coba menilik pada proses aman terhadap produk. Disini tata  letak bangunan proses produksi sangat penting diperhatikan, ruangan penyimpanan bahan baku, semi finish, dan produk jadi. Ketiganya harus ada pemisah yang jelas sehingga tidak terjadi kontaminasi silang. Pada saat pemindahan bahan/produk diupayakan melalui jalur yang bebas bahan yang berpotensi menimbulkan kontaminasi. Sebagai contoh semi finish produk kacang telor dipindah melalui jalur penyimpanan telur segar. Tentu potensi kontaminasi silang muncul. Mengingat kulit segar biasanya kotor.

18.3.15

Winscoffee, Kopi Fermentasi dari Lampung

Dewasa ini minum kopi sudah menjadi tren. Dilihat dari semakin banyaknya merk-merk maupun varian. Disamping semakin tumbuhnya usaha kedai kopi menunjukan minat peminum kopi semakin meningkat. Disisi lain, kini peminum kopi mulai mencari kopi yang aman dikonsumsi dan nikmat.

Melihat peluang tersebut, Wins Coffee hadir dengan mengusung jenis kopi robusta yang diolah dengan teknologi fermentasi sehingga tercipta citarasa unik dan rendah kafein.

Winscoffee bermula dari penelitian mahasiswi Politeknik Negeri Lampung yang kemudian di kembangkan sekala industri menengah setelah menamatkan pendidikan. Kini Winscoffee mulai mengenalkan kopi rendah kafeinya ke seluruh Indonesia melalu pameran pameran maupun jaringan pemasarnya.

17.3.15

Pembuatan Keju

Peningkatan konsumsi keju Indonesia tak terlepas dari pesatnya pertumbuhan bisnis bakery dan kuliner di Indonesia. Keju, seolah menjadi bahan yang mau tidak mau harus digunakan. Di pasaran saat ini, begitu banyak jenis keju memanjakan mata dan menantang selera konsumen. Ada keju yang keriput dan berjamur, ada yang lembut dan kuning keemasan. Ada yang berwarna orange, merah, yang putih cemerlang, berbau khas juga ada. Ya, walaupun semua keju terbuat dari susu (kecuali keju yang terbuat dari whey), semua akan membawa atribut sesuai jenis keju masing-masing. Keju dibagi dalam beberapa tipe yaitu Feta, Soft cheese, Continental, Cottage cheese,Cheddar, Pasta filata, Emmenthal dan Grana Types. Dari sisi tekstur, keju dibagi menjadi hard cheeses, semi hard cheeses dan soft cheeses.

Apa itu keju ?

Membuat keju sendiri bisa disebut proses menghilangkan air, laktosa dan beberapa mineral lain dari susu untuk mendapatkan concentrate lemak susu dan protein. Bahan utama pembuatan keju yaitu susu, enzim, kultur bakteri dan garam. Umumnya keju dibuat dari susu sapi, tapi bisa dibuat pula dari susu hewan lain, misalnya kambing dan kerbau.

Pembuatan keju dimulai dari pemilihan susu dengan kualitas terbaik, karena akan mempengaruhi yield, rasa, tekstur maupun aroma dari keju. Susu akan mengalami proses pasteurisasi berupa pemanasan pada suhu 72o°C selama 15 detik untuk membunuh semua mikroorganisme yang membahayakan bagi keamanan pangan. Berikutnya ditambahkan kultur bakteri sebagai penghasil asam laktat sehingga akan menurunkan keasaman susu.

Jika kita akan membuat blue vein cheese, bersamaan dengan penambahan kultur bakteri ini, perlu ditambahkan juga blue moulds atau jamur biru. Anda pasti pernah melihat keju yang mempunyai lubang di badan keju tersebut. Lubang itu diistilahkan sebagai ‘holes’ atau ‘eye’ sebagai hasil fermentasi bakteri asam propionat yang menghasilkan gas CO2. Penambahan bakteri propionat ini ditambahkan di awal pembuatan keju bersamaan dengan kultur bakteri.

Enzim ditambahkan setelah penambahan kultur bakteri. Enzim ini berfungsi untuk menggumpalkan protein susu sehingga merubah susu yang awalnya berbentuk cair menjadi gel semi-padat yang biasa disebut tahu susu atau curd. Setelah 15-45 menit, akan terbentuk curd yang siap untuk dipotong.

Proses cutting merupakan fase dimana curd akan dipotong menjadi bentuk kubik – kubik kecil. Dengan proses ini, maka serum protein atau whey akan keluar dari ikatan protein. Makin besar ukuran kubik, maka kadar air dalam keju akan lebih tinggi sehingga keju yang dihasilkan masuk kategori soft-cheese.

Sebaliknya, untuk membuat hard cheese, ukuran potongan kubik harus kecil sehingga kadar air dalam keju akan lebih rendah. Proses cutting ini biasanya dikombinasikan dengan proses pengadukan sehingga terjadi tumbukan antara kubik-kubik tahu susu yang lebih membantu

keluarnya whey. Berikutnya dilakukan proses scalding / cooking, dimana curd akan dinaikan suhunya.

Semakin tinggi suhu, maka curd akan semakin keras karena whey yang dikeluarkan juga semakin banyak. Suhu cooking untuk membuat soft-cheese, 32-35o°C. Semi-hard cheese, 35-40o°C. Hard cheese membutuhkan suhu cooking 38-42oC.

Khusus untuk keju yang termasuk washed curd cheese seperti keju gouda, setelah proses cooking, sebagian whey akan dibuang dan diganti dengan air panas. Pemisahan whey dari curd dilakukan setelah proses cooking. Pada tahap ini, cara pembuatan keju akan bervariasi sesuai dengan jenis keju yang akan di buat, baik itu soft cheese, semi-hard cheese maupun hard cheese.

Soft cheese, keju Briecammembert salah satu contohnya. Begitu proses pemisahan whey dilakukan,

curd akan langsung dimasukan kedalam cetakan lalu dilakukan pembalikan secara berkala hingga total waktu pencetakan sekitar 8 jam. Keju lalu dikeluarkan dari cetakan dan direndam dalam air garam 18% kemudian permukaan keju disemprotkan dengan jamur dan disimpan pada suhu 14-15oC dengan kelembaban 85% selama satu hari, lalu pada suhu 12oC kelembaban 95% selama 8-10 hari. Total waktu pemeraman untuk keju ini berkisar 13-15 hari.
Sumber : Kulinologi App